Jumat, 29 Maret 2013

TULISAN BEBAS 2 (Bahasa Indonesia 2)

Nama  : Siti Mardianah
Npm   : 16210600
Kelas  : 3EA16

Puisi Kenangan seorang ayah

Masih segar goresan luka kepergianmu
Masih membayang kenangan indah masalalumu
Kini semua benar2 telah berlalu
Sedih ini bercampur pilu
Tangis ini bercampur rindu

Sesungguhnya aku …….
masih butuh kasih sayangmu
masih ingin dipelukanmu
namun,,,apalah daya ku

kini ku hanya bisa memandang nisanmu
mengenang jasa dan kebaikanmu
menuruti semua nasihatmu
ayah

Do’a ku ini mengiringi perjalananmu
Semoga Tuhan mengampuni dosa2mu
Semoga Tuhan menerima amal ibadahmu
Dan semoga tempat yang layak ditujukan untumu
Aku,,, slalu menyayangimu

TULISAN BEBAS 1 (Bahasa Indonesia 2)

Nama  : Siti Mardianah
Npm   : 16210600
Kelas  : 3EA16

THE VIRGIN_CINTA TERLARANG

Kau kan slalu tersimpan dihatiku
Meski ragamu tak dapat ku miliki
Jiwaku kan slalu bersamamu
Meski kau tercipta bukan untukku

Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi 
Hanya untuk bersamanya
Ku mencintainya 
Sungguh mencintainya

Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya

Mengapa cinta ini terlarang
Saat kuyakini kaulah milikku
Mengapa cinta kita tak bersatu
Saat kuyakin tak ada cinta selain dirimu

Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk bersamanya
Ku mencintainya
Sungguh mencintainya

Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya

Ciptaan : CH Pramita / Mita The Virgin


Kamis, 28 Maret 2013

TUGAS (KOMP. LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN)

Nama  : Siti Mardianah
Npm   : 16210600
Kelas  : 3EA16

PERPUTARAN UANG

A sebagai pemilik uang(investor) dan B sebagai peminjam, B ingin meminjam uang ke A. Karena A tidak mampu menanggung resiko bila B pergi atau bangkrut maka A menyimpan uang yang dimilikinya ke Bank Siti(i1). Kemudian bank tersebut menyalurkan uang A kepada B dengan bunga(i2), namun bank meragukan B bila B pergi atau bangkrut. Maka bank tersebut membuka PT. BCD(leasing) kemudian ada seorang konsumen ingin membeli kendaraan di AHM, karena konsumen tersebut tidak mampu membeli maka ia meminta bantuan kepada PT. BCD dengan bunga(i4). Dan bank membayarkannya kepada AHM.

Tanpa sepengetahuan pihak bank ternyata si B mempunyai sebuah perusahaan dan ia menjual obligasi dan sahamnya ke pasar modal untuk mendapatkan bunga(i3). Kemudian si A membeli obligasi yang telah dijual si B, bank takut kalau si B pergi atau bangkrut makanya ia meminta bantuan kepada PT. XYZ(asuransi) untuk membantu membayar hutangnya si B dengan premi 100rb dan up 100jt, karena PT. XYZ merasa keberatan dengan premi tersebut maka ia meminta bantuan kepada PT. KLM untuk meringankan ia membayar hutangnya si B kepada bank.

Jadi PT. XYZ hanya membayar premi sebesar 20rb dan up 20jt dan sisanya ditanggung oleh PT. KLM, karena PT. KLM merasa keberatan dengan premi 80rb dan up 80jt maka ia meminta bantuan ke OPQ(yang adanya di luar negeri) karena PT. KLM hanya sanggup membayar premi 20rb dan up 20jt dan sisa premi yang 60rb dan up 60jt ditanggung oleh OPQ. Karena OPQ juga merasa keberatan dan ia tidak dapat meminta bantuan lagi kesiapa-siapa maka ia membuka 3 perusahaan di Indonesia yang diberi nama OP, OQ dan PQ untuk membantunya membayar premi tersebut dan masing-masing perusahaannya membayar premi 20rb dan up 20jt. Karena OPQ mengetahui bank Siti menjual sahamnya ke pasar modal maka OPQ memerintahkan kepada 3 perusahaannya itu untuk membeli saham tersebut masing-masing 20%, dan sekarang bank Siti menjadi milik OPQ(world financial flow).

Jumat, 22 Maret 2013

TUGAS 3 (Bahasa Indonesia 2)

Nama  : Siti Mardianah
Npm   : 16210600
Kelas  : 3EA16

PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

Pengertian Karangan 
Karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan.

Karangan Ilmiah
Merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.

Ciri-ciri Karangan Ilmiah:
-Objektif
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi.
-Netral
Kenetralan ini bisa dilihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
-Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kuasalitas dan sebagainya.
-Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
-Menyajikan Fakta
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih, seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
-Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan aliasa hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
-Bahasa yang digunakan adalah ragam formal Bahasa yang digunakan dalam karangan ini bersifat formal dan sesuai dengan EYD.
Adapun karangan saat ini yang dapat digolongkan menjadi ke dalam karangan ilmiah antara lain:
-Makalah
-Laporan
-Skripsi
-Tesis
-Disertasi

Karangan Non-Ilmiah
Adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri Karangan Non-Ilmiah:
-ditulis berdasarkan fakta pribadi
-fakta yang disimpulkan subyektif
-gaya bahasa konotatif dan populer
-tidak membuat hipotesis
-penyajian dibarengi dengan sejarah
-bersifat imajinatif
-situasi didramatisir
-bersifat persuasif
-tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama dan roman.

Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Non-Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan non-ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan non-fiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun non-ilmiah/fiksi dan non-fiksi atau apa pun namanya, kedua-duanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

SUMBER: http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/

Kamis, 21 Maret 2013

TUGAS 2(Bahasa Indonesia 2)

Nama  : Siti Mardianah
Npm   : 16210600
Kelas  : 3EA16

METODE ILMIAH

Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.

Karakteristik Penilitian Ilmiah, yaitu:
1. Sistematik
Suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
Suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu:
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif
Suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dah harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Unsur Metode Ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi 
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penetuan (definisi) dan pengamatan.
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu obserevasi dan eksperimentasi.
3.Prediksi 
Prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak).
4. Eksperimen 
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedang diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut.

Kasus: DNA

 Karakterisasi
Pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetik memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian Gregor Mendel, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti dilaboratorium William Lawrence Bragg di Universitas Cambridge membuat gambar-gambar difraksi sinar-X atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk mengkaraterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar-X.

Hipotesis
Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur DNA, Francis Crick dan James Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga.

Prediksi
Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan suatu bentuk huruf X.

Eksperimen 
Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan Rosalind Franklin pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks. 

Pengulangan: Watson dapat mendeduksikan struktur utama DNA dengan menggunakan model konkret bentuk fisik nukleotida yang menyusun DNA. Dia menggunakan acuan panjang ikatan kimia yang telah dideduksikan oleh Linus Pauling. Diawali dengan penemuan oleh James Watson dan Francis Crick tersebut, lahirlah bidang ilmu baru: biologi molekular. 

Analisis dan Kesimpulannya.....
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang interatif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.


SUMBER :- http://yuyunchelsea.wordpress.com/2012/11/12/metode-ilmiah/
                  -http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah

Kamis, 14 Maret 2013

TUGAS 1 (Bahasa Indonesia 2)

Nama : Siti Mardianah
Npm  : 16210600
Kelas : 3EA16


PENALARAN 
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequense). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Metode Dalam Menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu Induktif dan Deduktif.

1. Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
    Jika dipanaskan, besi memuai.
    Jika dipanaskan, tembaga memuai.
    Jika dipanaskan, emas memuai.
    Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.

    Jika ada udara, manusia akan hidup.
    Jika ada udara, hewan akan hidup.
    Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara makhluk hidup akan hidup.

2. Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Syarat-syarat Kebenaran Dalam Penalaran 
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
-Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
-Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar disini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan-aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Bagaimana penalaran dipergunakan dalam proses berbahasa??
Karena penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang dipergunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. 

sumber dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran