Nama : Siti Mardianah
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
THE VIRGIN_CINTA TERLARANG
Kau kan slalu tersimpan dihatiku
Meski ragamu tak dapat ku miliki
Jiwaku kan slalu bersamamu
Meski kau tercipta bukan untukku
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk bersamanya
Ku mencintainya
Sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Mengapa cinta ini terlarang
Saat kuyakini kaulah milikku
Mengapa cinta kita tak bersatu
Saat kuyakin tak ada cinta selain dirimu
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk bersamanya
Ku mencintainya
Sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Ciptaan : CH Pramita / Mita The Virgin
Jumat, 29 Maret 2013
Kamis, 28 Maret 2013
TUGAS (KOMP. LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN)
Nama : Siti Mardianah
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
PERPUTARAN UANG
A sebagai pemilik uang(investor) dan B sebagai peminjam, B ingin meminjam uang ke A. Karena A tidak mampu menanggung resiko bila B pergi atau bangkrut maka A menyimpan uang yang dimilikinya ke Bank Siti(i1). Kemudian bank tersebut menyalurkan uang A kepada B dengan bunga(i2), namun bank meragukan B bila B pergi atau bangkrut. Maka bank tersebut membuka PT. BCD(leasing) kemudian ada seorang konsumen ingin membeli kendaraan di AHM, karena konsumen tersebut tidak mampu membeli maka ia meminta bantuan kepada PT. BCD dengan bunga(i4). Dan bank membayarkannya kepada AHM.
Tanpa sepengetahuan pihak bank ternyata si B mempunyai sebuah perusahaan dan ia menjual obligasi dan sahamnya ke pasar modal untuk mendapatkan bunga(i3). Kemudian si A membeli obligasi yang telah dijual si B, bank takut kalau si B pergi atau bangkrut makanya ia meminta bantuan kepada PT. XYZ(asuransi) untuk membantu membayar hutangnya si B dengan premi 100rb dan up 100jt, karena PT. XYZ merasa keberatan dengan premi tersebut maka ia meminta bantuan kepada PT. KLM untuk meringankan ia membayar hutangnya si B kepada bank.
Jadi PT. XYZ hanya membayar premi sebesar 20rb dan up 20jt dan sisanya ditanggung oleh PT. KLM, karena PT. KLM merasa keberatan dengan premi 80rb dan up 80jt maka ia meminta bantuan ke OPQ(yang adanya di luar negeri) karena PT. KLM hanya sanggup membayar premi 20rb dan up 20jt dan sisa premi yang 60rb dan up 60jt ditanggung oleh OPQ. Karena OPQ juga merasa keberatan dan ia tidak dapat meminta bantuan lagi kesiapa-siapa maka ia membuka 3 perusahaan di Indonesia yang diberi nama OP, OQ dan PQ untuk membantunya membayar premi tersebut dan masing-masing perusahaannya membayar premi 20rb dan up 20jt. Karena OPQ mengetahui bank Siti menjual sahamnya ke pasar modal maka OPQ memerintahkan kepada 3 perusahaannya itu untuk membeli saham tersebut masing-masing 20%, dan sekarang bank Siti menjadi milik OPQ(world financial flow).
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
PERPUTARAN UANG
A sebagai pemilik uang(investor) dan B sebagai peminjam, B ingin meminjam uang ke A. Karena A tidak mampu menanggung resiko bila B pergi atau bangkrut maka A menyimpan uang yang dimilikinya ke Bank Siti(i1). Kemudian bank tersebut menyalurkan uang A kepada B dengan bunga(i2), namun bank meragukan B bila B pergi atau bangkrut. Maka bank tersebut membuka PT. BCD(leasing) kemudian ada seorang konsumen ingin membeli kendaraan di AHM, karena konsumen tersebut tidak mampu membeli maka ia meminta bantuan kepada PT. BCD dengan bunga(i4). Dan bank membayarkannya kepada AHM.
Tanpa sepengetahuan pihak bank ternyata si B mempunyai sebuah perusahaan dan ia menjual obligasi dan sahamnya ke pasar modal untuk mendapatkan bunga(i3). Kemudian si A membeli obligasi yang telah dijual si B, bank takut kalau si B pergi atau bangkrut makanya ia meminta bantuan kepada PT. XYZ(asuransi) untuk membantu membayar hutangnya si B dengan premi 100rb dan up 100jt, karena PT. XYZ merasa keberatan dengan premi tersebut maka ia meminta bantuan kepada PT. KLM untuk meringankan ia membayar hutangnya si B kepada bank.
Jadi PT. XYZ hanya membayar premi sebesar 20rb dan up 20jt dan sisanya ditanggung oleh PT. KLM, karena PT. KLM merasa keberatan dengan premi 80rb dan up 80jt maka ia meminta bantuan ke OPQ(yang adanya di luar negeri) karena PT. KLM hanya sanggup membayar premi 20rb dan up 20jt dan sisa premi yang 60rb dan up 60jt ditanggung oleh OPQ. Karena OPQ juga merasa keberatan dan ia tidak dapat meminta bantuan lagi kesiapa-siapa maka ia membuka 3 perusahaan di Indonesia yang diberi nama OP, OQ dan PQ untuk membantunya membayar premi tersebut dan masing-masing perusahaannya membayar premi 20rb dan up 20jt. Karena OPQ mengetahui bank Siti menjual sahamnya ke pasar modal maka OPQ memerintahkan kepada 3 perusahaannya itu untuk membeli saham tersebut masing-masing 20%, dan sekarang bank Siti menjadi milik OPQ(world financial flow).
Jumat, 22 Maret 2013
TUGAS 3 (Bahasa Indonesia 2)
Nama : Siti Mardianah
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
Pengertian Karangan
Karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan.
Karangan Ilmiah
Merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Ciri-ciri Karangan Ilmiah:
-Objektif
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi.
-Netral
Kenetralan ini bisa dilihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
-Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kuasalitas dan sebagainya.
-Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
-Menyajikan Fakta
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih, seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
-Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan aliasa hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
-Bahasa yang digunakan adalah ragam formal Bahasa yang digunakan dalam karangan ini bersifat formal dan sesuai dengan EYD.
Adapun karangan saat ini yang dapat digolongkan menjadi ke dalam karangan ilmiah antara lain:
-Makalah
-Laporan
-Skripsi
-Tesis
-Disertasi
Karangan Non-Ilmiah
Adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karangan Non-Ilmiah:
-ditulis berdasarkan fakta pribadi
-fakta yang disimpulkan subyektif
-gaya bahasa konotatif dan populer
-tidak membuat hipotesis
-penyajian dibarengi dengan sejarah
-bersifat imajinatif
-situasi didramatisir
-bersifat persuasif
-tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama dan roman.
Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Non-Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan non-ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan non-fiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun non-ilmiah/fiksi dan non-fiksi atau apa pun namanya, kedua-duanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
SUMBER: http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
Pengertian Karangan
Karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan.
Karangan Ilmiah
Merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Ciri-ciri Karangan Ilmiah:
-Objektif
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi.
-Netral
Kenetralan ini bisa dilihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
-Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kuasalitas dan sebagainya.
-Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
-Menyajikan Fakta
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih, seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
-Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan aliasa hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
-Bahasa yang digunakan adalah ragam formal Bahasa yang digunakan dalam karangan ini bersifat formal dan sesuai dengan EYD.
Adapun karangan saat ini yang dapat digolongkan menjadi ke dalam karangan ilmiah antara lain:
-Makalah
-Laporan
-Skripsi
-Tesis
-Disertasi
Karangan Non-Ilmiah
Adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karangan Non-Ilmiah:
-ditulis berdasarkan fakta pribadi
-fakta yang disimpulkan subyektif
-gaya bahasa konotatif dan populer
-tidak membuat hipotesis
-penyajian dibarengi dengan sejarah
-bersifat imajinatif
-situasi didramatisir
-bersifat persuasif
-tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama dan roman.
Perbedaan Karangan Ilmiah dengan Non-Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan non-ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan non-fiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun non-ilmiah/fiksi dan non-fiksi atau apa pun namanya, kedua-duanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
SUMBER: http://fikarzone.wordpress.com/2011/02/15/karya-ilmiah-non-ilmiah/
Kamis, 21 Maret 2013
TUGAS 2(Bahasa Indonesia 2)
Nama : Siti Mardianah
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
METODE ILMIAH
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Karakteristik Penilitian Ilmiah, yaitu:
1. Sistematik
Suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
Suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu:
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif
Suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dah harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Unsur Metode Ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penetuan (definisi) dan pengamatan.
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu obserevasi dan eksperimentasi.
3.Prediksi
Prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak).
4. Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedang diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut.
Kasus: DNA
Karakterisasi
Pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetik memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian Gregor Mendel, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti dilaboratorium William Lawrence Bragg di Universitas Cambridge membuat gambar-gambar difraksi sinar-X atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk mengkaraterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar-X.
Hipotesis
Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur DNA, Francis Crick dan James Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga.
Prediksi
Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan suatu bentuk huruf X.
Eksperimen
Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan Rosalind Franklin pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks.
Pengulangan: Watson dapat mendeduksikan struktur utama DNA dengan menggunakan model konkret bentuk fisik nukleotida yang menyusun DNA. Dia menggunakan acuan panjang ikatan kimia yang telah dideduksikan oleh Linus Pauling. Diawali dengan penemuan oleh James Watson dan Francis Crick tersebut, lahirlah bidang ilmu baru: biologi molekular.
Analisis dan Kesimpulannya.....
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang interatif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.
SUMBER :- http://yuyunchelsea.wordpress.com/2012/11/12/metode-ilmiah/
-http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
METODE ILMIAH
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Karakteristik Penilitian Ilmiah, yaitu:
1. Sistematik
Suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik
Suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu:
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif
Suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dah harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Unsur Metode Ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penetuan (definisi) dan pengamatan.
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu obserevasi dan eksperimentasi.
3.Prediksi
Prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak).
4. Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedang diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut.
Kasus: DNA
Karakterisasi
Pada tahun 1950 telah diketahui bahwa pewarisan genetik memiliki deskripsi matematis, diawali oleh penelitian Gregor Mendel, namun mekanisme gen tersebut belumlah diketahui dengan jelas. Para peneliti dilaboratorium William Lawrence Bragg di Universitas Cambridge membuat gambar-gambar difraksi sinar-X atas berbagai macam molekul. Berdasarkan susunan kimianya, dirasakan mungkin untuk mengkaraterisasikan struktur fisis DNA dengan gambar sinar-X.
Hipotesis
Sebagai contoh, dalam usaha untuk menentukan struktur DNA, Francis Crick dan James Watson menghipotesiskan bahwa molekul tersebut memiliki struktur heliks: dua spiral yang saling memilin. Linus Pauling yang baru akan melakukan studi serius terhadap molekul tersebut menghipotesiskan struktur heliks ganda tiga.
Prediksi
Setelah Watson dan Crick menghipotesiskan bahwa DNA merupakan heliks ganda, Francis Crick memprediksikan bahwa gambar difraksi sinar-X DNA akan menunjukkan suatu bentuk huruf X.
Eksperimen
Ketika James Watson meneliti apa yang telah ditemukan Rosalind Franklin pada gambar difraksi sinar-X DNA buatannya, Watson melihat bentuk huruf X yang telah diprediksikan Crick sebagai struktur heliks.
Pengulangan: Watson dapat mendeduksikan struktur utama DNA dengan menggunakan model konkret bentuk fisik nukleotida yang menyusun DNA. Dia menggunakan acuan panjang ikatan kimia yang telah dideduksikan oleh Linus Pauling. Diawali dengan penemuan oleh James Watson dan Francis Crick tersebut, lahirlah bidang ilmu baru: biologi molekular.
Analisis dan Kesimpulannya.....
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang interatif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.
SUMBER :- http://yuyunchelsea.wordpress.com/2012/11/12/metode-ilmiah/
-http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
Kamis, 14 Maret 2013
TUGAS 1 (Bahasa Indonesia 2)
Nama : Siti Mardianah
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequense). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Metode Dalam Menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu Induktif dan Deduktif.
1. Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara makhluk hidup akan hidup.
2. Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Syarat-syarat Kebenaran Dalam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
-Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
-Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar disini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan-aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Bagaimana penalaran dipergunakan dalam proses berbahasa??
Karena penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang dipergunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
sumber dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequense). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Metode Dalam Menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu Induktif dan Deduktif.
1. Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara makhluk hidup akan hidup.
2. Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Syarat-syarat Kebenaran Dalam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
-Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
-Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar disini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan-aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Bagaimana penalaran dipergunakan dalam proses berbahasa??
Karena penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang dipergunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
sumber dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Minggu, 14 Oktober 2012
TUGAS 2
Nama : Siti Mardianah
Npm : 16210600
Kelas : 3EA16
Demografi
Pengertian Demografi
Demografi merupakan istilah yang
berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk dan
graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu, demografi dapat
diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk, terutama tentang
kelahiran, perkawinan, kematian, dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah
tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana factor-faktor
ini berubah dari waktu kewaktu. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Archille
Guillard pada tahun 1855 dalam karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine,
ou demographie comparre” atau elements of human statistics or comparative demography
(dalam Iskandar, 1994). Pengertian tentang
demografi berkembang dengan seiring dengan perkembangan keadaan penduduk serta
penggunaan statistic kependudukan pada zamannya. Berikut beberapa contoh tentang
perkembangan definisi demografi:
- Johan Sussmilch (1762, dalam Iskandar, 1994) berpendapat bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari hokum tuhan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pada umat manusia yang terlibat dari jumlah kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.
- Archille Guillard (1855) memberikan definisi demografi sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat di ukur, yaitu meliputi perubahan secara umum, fisiknya, peradabannya, intelektualitasnya, dan kondisi moralnya (lihat juga Iskandar, 1994).
- David v. Glass(1953) menekankan bahwa demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi, yaitu fertilitas, moralitas, dan migrasi.
- United Nations(1958) dan International Union the Scientific Study of Population/IUSSP (1982) mendefinisikan demografi sebagai studi ilmiah masalah penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya.
- Philip m. Hauser dan Otis Dudley Duncan(1959)berpendapat bahwa demografi merupakan ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran territorial, komposisi penduduk, serta perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut.
- Donald j. Bougue(1969) mendefinisikan demografi sebagai ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik jumlah, komposisi, distribusi penduduk, dan perubahan-perubahannya sebagai akibat bekerjanya komponen-komponen pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (moralitas), perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.
- George w. Brclay(1970) mendefinisikan demografi sebagai ilmu yang memberikan gambaran secara statistik tentang penduduk. Demografi mempelajari perilaku penduduksecara menyeluruh bukan perorangan.
Dengan definisi-definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa ilmu demografi merupakan suatu ilmu untuk mempelajari perubahan-perubahan
kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik dari data penduduk terutama
mengenai perubahan jumlah, persebaran pada komponen-komponen utama pertumbuhan
penduduk, yaitu samadengan fertilitas, moralitas, migrasi, yang pada gilirannya
menyebabkan perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran penduduk.
Ilmu demografi
bermanfaat untuk:
- Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu serta perubahan-perubahannya.
- Menjelaskan pertumbuhan maa lampau dan mengestimasi pertumbuhan penduduk pada masa datang.
- Mengembangkan hubungan sebab akibat antarperkrmbangan penduduk dan bermacam-macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan, dan keamanan.
- Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi pertumbuhan penduduk pada masa mendatang.
Fator-faktor Demografi
Faktor-faktor
Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di dunia ini
makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek
sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan begitu, maka bertambahlah
sistem matapencaharian hidup menjadi lebih kompleks.
Secara umum ada tiga faktor utama
demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
- Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam
demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau dalam
pengertian lain fertilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas
seorang wanita. Berikut ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
- Pengukuran fertilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
-
Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran
hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
-
Tingkat fertilitas umum adalah jumlah kelahiran hidup
per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun
tertentu.
-
Tingkat fertilita menurut umur adalah perhitungan
tingkat fertilitas perempuan pada setiap kelompok umur dan tahun tertentu.
-
Tingkat fertilitas menurut ukuran urutan penduduk
adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada
umur dan tahun tertentu.
- Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukurannya adalah:
-
Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup
laki-laki dan perempuan jumlah setiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir
masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak
berubah pada periode waktu tertentu.
-
Gross Reproduction
Rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang
masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
-
Net Reproduction Rates
adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 perempuan
dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para perempuan itu sebelum mengakhiri
masa reproduksinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas
penduduk:
- Faktor demografi, antara lain adalah:
- Struktur umur
- Struktur perkawinan
- Umur kawin pertama
- Paritas
- Disrupsi perkawinan
- Proporsi yang kawin
- Faktor non demografi, antara lain adalah:
- Keadaan ekonomi penduduk
- Perbaikan status perempuan
- Tingkat pendidikan
- Urbanisasi dan industrialisasi
- Kematian (Moralitas)
Kematian adalah ukuran jumlah
kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Moralitas
khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per-1000 individu pertahun,
hingga rata-rata moralitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat
950 kematian per-tahun.
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran moralitas
- Crude Daeth Rate (CDR) adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
- Age Specific Death Rate (ASDR) adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
- Infant Mortality Rate (IMR) adalah tingkat kematian bayi.
Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death
Rate (CDR):
- Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan.
- Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda.
- Penduduk dengan perbedaan pendapatan.
- Perbedaan jenis kelamin.
- Penduduk dengan perbedaan status kawin
- Perpindahan (Migrasi)
Migrasi atau mobilitas penduduk yang
artinya proses gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu
tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Migrasi :
- Faktor individu
- Faktor yang terdapat di daerah asal
- Faktor yang terdapat di daerah tujuan
- Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
Daya tarik dan daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan
penduduk :
- Kekuatan Sentripetal adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
-
Terikat tanah warisan
-
Menunggu orang tua yang sudah lanjut
-
Kegotong royongan yang baik
-
Daerah asal merupakan tempat kelahiran nenek moyang
mereka
- Kekuatan Sentrifugal adalah kekuatan yang mendorong seseorang ubtuk meninggalkan daerah asal, misalnya :
-
Terbatasnya pasaran kerja
-
Terbatasnya fasilitas pendidikan
Demografi dalam
Perilaku Konsumen
Adalah informasi yang mudah dijangkau
dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight
tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku
konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk
dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye
pemasaran.
Demografi dalam Kelas
Sosial
Adalah
sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang
berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang
sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Kategori kelas sosial biasnya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari
status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas
sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka.
Bagaimana faktor
Demografi tersebut dapat Mempengeruhi Pemasaran
- Lingkungan Ekonomi
Adalah dapat mempengaruhi daya beli
dan pola pengeluaran konsumen, karena suatu bangsa mempunyai tingkat dan distribusi
pendapatan yang berbeda-beda.
- Lingkungan Teknologi
Berperan sangat penting karena lingkungan
teknologi mempunyai kekuatan untuk menciptakan teknologi baru seperti alat-alat
elektronik, dan lain-lain yang bermanfaat untuk kebutuhan manusia.
- Lingkungan Politik
Ini terdiri dari hukum, badan hukum
dan pemerintah.
- Lingkungan Alam
Lingkungan alam sangat menentukan
tersedianya bahan baku
untuk produksi atau tidak.
- Lingkungan Budaya
Manusia tumbuh dalam masyarakat
tertentu yang membentuk keyakinan dan nilai dasarnya. Karakteristik budaya yang
mempengaruhi pengambilan keputusan pemasaran adalah keteguhan pada nilai-nilai
budaya dan perubahan dalam nilai budaya sekunder.
Sabtu, 06 Oktober 2012
TUGAS 1
Nama :
Siti Mardianah
Npm :
16210600
Kelas :
3EA16
Aspek-aspek
Dalam Ilmu Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen adalah proses dan
aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berhaga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Aplikasi
- Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
- Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik, misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
- Dalam hal pemasaran sosial, yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku
Konsumen
- Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif adalah pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumen dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
- Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
- Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan ini sama-sama
memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan
strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda.
Roda Analisis Konsumen
Adalah kerangka kerja yang
digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen
agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik.
Afeksi dan Kogniti
Afeksi merajuk pada perasaan
konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen
menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu paada pemikiran konsumen,
misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Manusia dapat merasakan
empat tipe respon afektif: emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap
tipe tersebut dapat berupa respon positif atau negative. Keempat tipe afeksi
ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang
dirasakan. Semakin kuat intensitasnya semakin besar pengaruh perasaan itu
terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan
pernapasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya
lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu:
memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami
adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang
terdapat dalam sebuah lingkungan. Mengevaluasi berarti menetukan apakah sebuah
aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif,
disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana
memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti
membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik,
sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang
disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari system kognisi
adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu
dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses
interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan
tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan
tersebut, memilih alternative, dan melaksanakan alternatif itu. Besar kecilnya
intensitas proses system kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya,
produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi
secara eksentif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir
sebelum membeli sebuah produk.
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan
pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari
pengambilan keputusan, yakni:
1. Pencarian
informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada konsumen akan
termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
melalui pencarian informasi.
2. Mengevaluasi
alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam
informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
3. Keputusan
pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa
alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.
4. Evaluasi
pasca pembelian (post-purchase evalution) merupakan proses evaluasi yang
dilakukan konsumen tidak hanya berkhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.
Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk
tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan
harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk
tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika
produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan
permintaan konsumen pada masa depan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
- Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi (perception) merupakan hasil permaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
- Penbentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka atau tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)