Npm : 16210600
Kelas : 4EA16
Artikel CSR (Kewajiban atau suka rela)
Beberapa waktu lalu, headline media cetak ramai oleh
pembahasan wacana tentang RUU CSR (Corporate Social Responsibility). Pemerintah
memiliki visi yang berbeda dengan sektor swasta, dimana pemerintah menganggap
bahwa CSR perlu diatur dengan sebuah Undang-undang dengan tujuan menjaga
kualitas lingkungan dan kualitas social masyarakat. Pembiayaan kegiatan CSR,
RUU CSR memberikan opsi dari pendapatan bersih perusahaan. Dari sisi lain,
sektor swasta khawatir bahwa RUU CSR ini akan tumpang tindih dengan
peraturan-peraturan lain. Hal ini mengingat bahwa dalam RUU CSR ini masih
terdapat pasal-pasal karet yang multitafsir, serta membutuhkan
peraturan-peraturan di bawahnya seperti Peraturan Pemerintah. Disamping itu
sektor swasta juga, melalui kadin mengharapkan CSR hanya untuk perusahaan yang
mengeksploitasi sumber daya alam yang unrenewable (tidak dapat
diperbaharui), dan pihak swasta memberikan tawaran lainnya berupa permintaan
pemotongan pajak.
Perbedaan visi pemerintah dan pihak swasta ini
dapat dimaklumi, mengingat pemerintah memiliki kepentingan pada akselerasi
pembangunan yang mungkin ingin lebih cepat serta untuk mempertahankan kualitas
lingkungan yang belakangan pula banyak disoroti pihak luar negeri dan LSM.
Demikian halnya dengan pihak swasta,
kekhawatiran yang muncul dapat dimaklumi mengingat sektor swasta terkait dengan
para stakeholder yang mungkin memiliki cara pandang berbeda terhadap
penerapan CSR serta kepentingan para stakeholder yang dapat pula berbeda.
Konsep dan Implementasi CSR
Pada banyak literature mengenai CSR, tidak disebutkan
bahwa CSR hanya untuk perusahaan yang terkait dengan eksploitasi sumber daya alam
saja, namun CSR adalah merupakan bagian dari kegiatan perusahaan dalam
membangun citra perusahaan (Building image). CSR dilakukan sebagai upaya
untuk mendapatkan manfaat jangka panjang bagi perusahaan berupa kepercayaan dan
loyalitas customers. Dengan kegiatan CSR sedemikian rupa, diharapkan customers
dapat memberikan kontribusi pada peningkatan daya saing perusahaan, apakah
perusahaan tersebut listing di bursa saham atau tidak. Implementasi CSR
diperusahaan tidak akan berjalan dengan baik manakala implementasinya
berseberangan dengan kepentingan para stakeholder. Implementasi CSR, bagi
stakeholder diharapkan tidak mengurangi kepentingannya, seperti stockholder
misalnya, tentunya tidak menginginkan laba perusahaan berkurang karena
dikurangi oleh biaya implementasi CSR. Untuk itu pelaksanaan CSR di sektor
swasta dimungkinkan akan menghadapi kendala-kendala, terutama manakala terjadi
perbedaan persepsi dan kepentingnan antara manajemen dengan stakeholders,
khususnya pemegang saham. Persamaan persepsi dan kepentingan yang terstruktur
secara jelas, serta benefit jangka panjang yang dikalkulasi secara tepat, dapat
mengurangi gap kepentingan antara manajemen dan stakeholders.
Permasalahan perusahaan dengan masyarakat, berupa aksi
perusakan asset perusahaan, serta demo karyawan terhadap perusahaan, dapat
dijadikan sebagai salah satu parameter mengenai pelaksanaan tanggungjawab
social perusahaan. Untuk itu CSR tidak hanya pada aspek eksternal perusahaan
saja seperti kualitas sumber daya lingkungan, social kemasyarakat sekitar
perusahaan dll, tetapi juga pada aspek internalnya. Aspek internal dapat berupa
aspek-aspek kepersonaliaan dalam perusahaan.
Perusahaan-perusahan yang telah mengintegrasikan
implementasi CSR dalam budaya perusahaannya (Corporate culture) terbukti
mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat sekitar dan dari para
karyawannya, serta mendapatkan kepercayaan dan loyalitas customer yang lebih
tinggi. Walaupun kepercayaan dan loyalitas ini diperoleh dengan investasi yang
tidak sedikit dan dalam jangka panjang benefit tersebut baru dapat dirasakan.
Dengan demikian CSR merupakan suatu bagian dari Good
corporate governance yang menganggap lingkungan, masyarakat dan karyawan
sebagai suatu kontributor dalam mempertahankan kelangsungan perusahaan.
Salah satu contoh untuk proses akselerasi pembangunan
yang diharapkan pemerintah didaerah-daerah sekitar industri, dapat difasilitasi
oleh kegiatan CSR perusahaan berupa pelatihan-pelatihan keterampilan bagi
masyarakat sekitar. Melalui pelatihan keterampilan ini perusahaan diuntungkan
dengan tersedianya tenaga terampil disekitar perusahaan, sehinga manakala
dibutuhkan tambahan tenaga dengan keterampilan khusus, perusahaan tidak
kesulitan karena supply telah tersedia. Disisi masyarakat peningkatan keterampilan
tentunya dapat membuka peluang untuk mendapatkan penghasilan. Dari sudut
pandang pemerintah, maka pengangguran sedikit demi sedikit dapat direduksi,
bahkan pemerintah tidak perlu biaya untuk melakukan pelatihan-pelatihan.
Rusaknya kualitas lingkungan tidak semerta-merta
dirusak oleh perusahaan, mengingat banyak pihak terkait dengan kerusakan
lingkungan tersebut. Kerusakan lingkungan alam, pada dasarnya tidak perlu
terjadi, mengingat mekanisme pengendalian sudah dirasa cukup. Pada tahap awal
pendirian perusahaan, ada mekanisme keharusan untuk membuat studi tentang
analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), belum lagi hamper setiap
Departemen yang terkait dengan lingkungan alam memiliki pelaksana-pelaksana
teknis khusus yang mengawasi kualitas lingkungannya. Tinggal sejauhmana aspek
manusianya mampu menyajikan data secara factual, sehingga kerusakan lingkungan,
gap kepentingan masyarakat dan perusahaan dapat dihindari, dan pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan lebih tepat serta proses akselerasi pembangunan
dapat terjadi.
Kesimpulan :
1. Implementasi CSR tidak terbatas
pada organisasi profit oriented saja, tetapi juga pada organisasi-organisasi
non profit oriented.
2. CSR bukan pula milik perusahaan
yang bergantung atau berhubungan dengan sumber daya alam (unrenewable), tetapi
pada semua perusahaan termasuk jasa (asuransi, Bank, Pendidikan dll).
3. CSR merupakan investasi jangka
panjang, dimana diharapkan akan menumbuhkan loyalitas konsumen dalam jangka
waktu yang panjang.
Contoh Perusahaan Yang Menggunakan CSR
CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN).
PLN telah “berkomitmen menjadikan tenaga listrik
sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan
tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan
usaha yang berwawasan lingkungan”, PLN bertekad menyelaraskan pengembangan
ketiga aspek dalam penyediaan listrik, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.
Untuk itu, PLN mengembangkan Program Corporate Social Responsibility (CSR)
sebagai wujud nyata dari Tanggungjawab Sosial Perusahaan.
Wewenang dan tanggung jawab Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT PLN (Persero),
mencakup di antaranya:
- Menyusun dan melaksanakan kebijakan pemberdayaan masyarakat di lingkungan perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dan CSR dengan lingkup kegiatan Community relation, Community Services, Community Empowering dan Pelestarian alam.
- Menyusun dan melaksanakan program kepedulian sosial perusahaan.
- Menyusun dan melaksanakan program kemitraan sosial dan bina UKM dan peningkatan citra perusahaan.
- Memastikan tersedianya dan terlaksananya program pelestarian alam termasuk penghijauan dan upaya pengembangan citra perusahaan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance.
PELAKSANAAN PROGRAM
1. PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN (CSR)
a) Community Relation
Kegiatan ini menyangkut pengembangan kesepahaman
melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Beberapa
kegiatan yang dilakukan PLN antara lain: melaksanakan sosialisasi
instalasi listrik, contohnya melalui penerangan kepada pelajar SMA di Jawa
Barat tentang SUTT/SUTET, dan melaksanakan sosialisasi bahaya layang-layang di
daerah Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur
b) Community Services
Program bantuan dalam kegiatan ini berkaitan dengan
pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Kegiatan yang dilakukan selama
tahun 2011, antara lain memberikan :
- Bantuan bencana alam.
- Bantuan peningkatan kesehatan di sekitar instalasi PLN, antara lain di Kelurahan Asemrowo, Surabaya yang berada di sekitar SUTT 150kV Sawahan-Waru.
- Bantuan sarana umum pemasangan turap untuk warga pedesaan di Kecamatan Rumpin – Kabupaten Bogor, Jawa Barat serta bantuan pengaspalan jalan umum di Bogor – Buleleng, Bali.
- Bantuan perbaikan sarana ibadah.
- Operasi Katarak gratis di Aceh, Pekanbaru, Jawa Barat, dan kota lainnya di Indoenesia
- Bantuan Sarana air bersih,
c) Community Empowering
Kegiatan ini terdiri dari program-program yang
memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang
kemandiriannya. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
- Bantuan produksi dan pengembangan pakan ikan alternatif di sekitar SUTET, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM.
- Bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Ngaran Jaya Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah.
- Bantuan pengembangan budi daya pertanian pepaya organik untuk komunitas di sekitar Gunung Merapi Yogyakarta yang bekerja sama dengan Fakultas Pertanian UGM.
- Bantuan pengembangan pola tanam padi SRI produktivitas tinggi
- Bantuan pelatihan pengembangan budi daya tanaman organik di sekitar instalasi PLN
- Pemberdayaan anggota PKK Asemrowo, Surabaya.
- Program budi daya jamur tiram masyarakat Desa Umbul Metro, Lampung.
- Bantuan Pelatihan budidaya rumput lain di Kalimantan Timur
- Bantuan Pelatihan kelompok tani tambak ikan tawar Danau Sentani, Papua
- Pelatihan manajemen UKM dan Kiat-kiat pengembangan UKM di Papua
- Pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi pengrajin souvenir khas Papua
- Penyuluhan pertanian untuk petani di Genyem, Papua
- Pemberian bibit coklat masyrakat dibawah ROW P3B Sumatera
2. PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI di
antaranya:
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH)v
PLTMH di
bangun di areal yang relatif terpencil, sulit diakses oleh jaringan listrik
secara ekonomis, namun memiliki potensi sumber air yang potensial dan luas
hutan yang memadai untuk menjamin pasokan air. Untuk memberi manfaat penerangan
sekaligus mendorong masyarakat setempat memelihara kelestarian lingkungan, PLN
membantu pembangunan PLTMH bekerja sama dengan perguruan tinggi. Salah satu
unit PLTMH hasil kerja sama ini dibangun di Desa Pesawaran Indah, Lampung.
Beberapa unit PLTMH kerja
sama PLN dengan Universitas Gadjah Mada, juga dibangun di beberapa lokasi lain,
yakni:
- Dusun Lebak Picung, menerangi 52 KK, 1 sekolah dasar dan 1 musholla.
- Desa Adat Susuan Karang Asem, Provinsi Bali dengan kapasitas 25 KW
- Dusun Kampung Sawah, kapasitas 6 KW, menerangi 40 KK
- Dusun Bojong Cisono, kapasitas 6KW, menerangi 70 KK
- Dusun Cibadak, kapasitas 6KW, menerangi 266 KK
- Dusun Cisuren, kapasitas 12KW, menerangi 120 KK
- Dusun Ciawi, kapasitas 6KW, menerangi 180 KK
- Dusun Luewi Gajah, kapasitas 6KW, menerangi 70 KK
- Dusun Parakan Darai, kapasitas 10 KW, menerangi 54 KK
- PLTMH di Sungai Code, Yogyakarta
Pembangkit listrik biogas
Pembangit biogas didirikan di
daerah dengan kegiatan peternakan yang dominan. Pembangkit ini memanfaatkan
kotoran ternak, biasanya sapi, sebagai bahan utama. Proses pembangkitan listrik
dilakukan dengan memanfaatkan gas metan dari proses fermentasi kotoran ternak.
Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik
atau dapat digunakan untuk memasak. Sisa fermentasi dpat digunanakan sebagai
pupuk. PLN telah mendukung pengembangan komunitas berbasis optimalisasi biogas
dan potensi lokal di Desa Bojong Sleman yang mandiri, bekerja sama dengan
Fakultas Teknik UGM.
Pendidikan dan penyuluhan
Selain kegiatan pembangunan
prasarana yang berkaitan dengan energi, dalam Program CSR Desa Mandiri Energi
PLN juga menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan penyuluhan yang
bertujuan memberi pengertian mengenai pengaruh listrik, jaringan transmisi dan
distribusi listrik terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat selain
pelaksanaan program bantuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.
Pelestarian alam, termasuk
penghijauan
Penanaman dan kegiatan pemeliharaan
pohon yang selama ini telah rutin dilakukan untuk membantu lingkungan dalam
pemulihan dampak aktivitas manusia. Pada tahun 2010 sampai dengan 2011 PLN
telah menanam pohon sebanyak 126.705 pohon.
3. PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Program Kemitraan (PK)
Program Kemitraan merupakan program
untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri
melalui pemanfaatan dana yang berasal dari bagian laba BUMN.
Pelaksanaan PK umumnya
dilakukan melalui pembinaan secara struktural oleh Perseroan langsung pada
Mitra Binaan melalui Kantor Wilayah/Distribusi, Cabang, Unit Pelayanan, Area
Pelayanan (kecuali yang berlokasi sama dengan Kantor Wilayah/Distribusi).
Pelaksanaan PK pada dasarnya dilakukan melalui beberapa tahap, sebagai berikut:
- Melakukan survei penelitian lapangan atas permohonan bantuan dari calon Mitra Binaan. Evaluasi kelayakan dilakukan sesuai kaidah usaha yang layak dan sehat, serta dikoordinasikan dengan instansi terkait;
- Melakukan pembinaan kemitraan berupa pendidikan dan pelatihan, pemasaran, bantuan modal kerja, memproses jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi pada Mitra Binaan, pencatatan dan pembukuan transaksi yang terkait;
- Membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan).
Program Bina Lingkungan
Program bina lingkungan dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan bantuan pendidikan bagi masayarakat sekitar lokasi transmisi dan
distribusi yang tidak mampu, namun memiliki kecerdasan dan kemauan besar untuk
melanjutkan pendidikan. Selain itu, dilakukan melalui kegiatan pelestarian alam
berupa partisipasi program penghijauan yang diselenggarakan oleh pihak
eksternal bekerja sama dengan Pemerintah dan realisasi penghijauan sekitar
instalasi PLN.
Kegiatan lain yang dilakukan dalam
rangka Bina Lingkungan adalah kegiatan bantuan bencana alam (BUMN Peduli) yang
terjadi di Merapi, Mentawai, Gunung Sinabung, banjir bandang Wasior dan
kegiatan sosial lainnya.
KISAH MITRA BINAAN
JAT’S CRAFT – KOTA GEDE
YOGYAKARTA(PENGRAJIN TEMBAGA)
Salah satu mitra binaan PT PLN (Persero) yang
merasa mendapat manfaat dari Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007
tentang PKBL itu adalah Bapak Ojat Sudrajat Pemilik JAT’S CRAFT di Kota Gede,
Yogyakarta. Bapak tiga anak yang bermigrasi di saat masa kanak-kanaknya ke
Yogyakarta dari Sumedang Jawa Barat mengikuti orang tuanya yang berdarah
wiraswasta. Di kota pengrajin tembaga itu, dimulailah usaha kecil Pak Ojat di tahun
2001. Namun, badai krisis moneter 97-98 berimbas pada usaha kecilnya. Pak Ojat
pun membuat banyak proposal ke hampir seluruh instansi. Tak putus asa hingga di
tahun 2000, PKBL PT PLN (Persero) mencairkan bantuannya sebesar kurang lebih Rp
4 jutaan dan semenjak itu, ia menjadi mitra binaan PT PLN (Persero).
Dua tahun setelah
menjadi mitra PT PLN (Persero), Jat’s Craft—sudah mengikuti pameran di
Surabaya. Tahun 2003 mengajukan proposal lagi ke PKBL PT PLN (Persero) setelah
pinjaman yang pertama sukses ia tunaikan, PKBL PT PLN (Persero) karena
kepercayaannya memberikan dana Rp 14 juta. tahun 2004 ada pameran ke Singapore.
Gempa bumi Jogjakarta tahun 2006 membuat kegiatan usahanya berhenti. Mulai dari
rumah, workshop dan mesin hancur total. tetapi, PT PLN (Persero) memberi
kelonggaran Satu tahun tidak mengangsur. Tidak hanya kelonggaran angsuran, PT
PLN (Persero) mengajak mitra kerja yang ulet ini untuk pameran ke Berlin.
memberi kesempatan pameran di tingkat internasional untuk menjual
karya-karyanya. “Saya beruntung, sudah lama menjadi mitra PT PLN (Persero),
karena UKM-UKM baru lainnya kalau ingin mendapatkan bantuan, harus ada
jaminannya.
Mungkin untuk penghindaran kredit
macet di masa depan.”Pak Ojat juga mengutarakan bahwa semestinya ada tingkatan
kepercayaan yang lebih tinggi ketika mitra binaan telah terjalin lebih dari
sepuluh tahun. Ini adalah pengalaman Pak Ojat ketika pameran oleh PT PLN
(Persero) di Berlin. Seorang pembeli memesan kerajinannya hingga 1,3 M rupiah.
Tapi, pemesan tersebut hanya mau memberi uang muka 30% saja, Pak Ojat
kelimpungan darimana ia peroleh 20% untuk modal awalnya. “Saya minta saran dari
PT PLN (Persero) saat itu, bahkan saya menawarkan bagi hasil dengan PT PLN
(Persero). Tapi karena belum ada programnya, PLN PT PLN (Persero) tidak bisa
mencairkan dana untuk saya. Ya sudah, saya lepas pesanan itu karena memang saya
tidak punya modal cukup.” Akan tetapi, hal itu tidak membuatnya putus asa.
Justru memacu Pak Ojat semakin kreatif dan ulet lagi.
SURYA UTAMA MANDIRI (IBU
HARYANTI) (PENGRAJIN TEMPURUNG)
Awalnya, sambil bekerja sebagai guru TK honorer,
Haryanti membuat kreasi dari tempurung kelapa yang sederhana. Hingga suatu
hari, seorang datang padanya untuk membuat kreasi baru, tas dari batok. “Wah,
pertama sih takut gagal, tapi ada hasrat untuk membuat kreasi yang lain.” kata
perempuan kelahiran tanggal 23 Desember ini. Setelah mencoba dan berhasil
ditambah pelanggannya puas, membuat semangat untuk berkreasi bentuk baru.
”Kalau barangnya itu-itu saja, pelanggan bisa bosan. Kita juga bisa kalah
dengan mereka yang memiliki usaha serupa.” kata mantan guru honorer ini. Usaha
yang dirintis tahun 2002 ini, awalnya membuat sendiri produk-produknya.
Namun, itu dilakukannya sebelum
pesanan melimpah seperti sekarang. Mulai dari mengambil limbah tempurung,
membentuknya menjadi karya seni hingga pemasaran, ia lakoni dengan bantuan sang
suami. Kini, ketika usahanya telah mekar, ia tak sanggup lagi bekerja sendiri
sehingga mempekerjakan orang lain. Sebanyak 10 karyawan sekarang membantunya
memproduksi aneka kerajinan tempurung kelapa ini. ”Saya dan suami tinggal
membagi-bagi tugas. Saya memegang pemasaran, sedangkan suami bagian produksi
barang-barang,” tambah ibu tiga anak ini. Untuk memasarkan produknya, ajang
pameran menjadi andalan. Apalagi setelah mendapat suntikan dana PKBL dari PT
PLN (Persero), ajang pameran yang menjadi salah satu keberhasilannya. “Program
PKBL-nya PT PLN (Persero) itu bagusnya tidak hanya kasih uang saja, tapi PLN
benar-benar memberdayakan kami, salah satunya ajang pameran,” tuturnya gembira.
Lulusan sekolah perguruan ini mengaku diajak teman untuk membuat proposal
kepada PKBL PT PLN (Persero) tahun 2008 dengan dana Rp 20 juta. “Ini pertama
kali, dan sebulan kemudian, saya dapat telepon kalau proposal saya disetujui
dan dana segera cair.”
Pameran terbukti ampuh untuk
memperkenalkan produk ini pada kalangan yang lebih luas. Buktinya, pesanan
datang dari mana-mana seperti Jakarta, Bali, bahkan dari negeri yang jauh,
Jamaica, Kanada dan Malaysia. Haryanti sangat terbantukan sebagai salah satu
mitra binaan PT PLN (Persero). “UKM itu kan yang paling penting adalah pameran
dan pemasaran. PKBL PT PLN (Persero) membuat saya nyaman dengan program ini.”
Tidak hanya sekedar memberi bantuan berupa materi dan pemasaran, Haryanti
tertolong sekali dengan para pejabat PKBL PLN yang menurutnya dapat memberi
tenggang rasa apabila dia tidak bisa mengangsur. Meski relatif jarang, namun
pernah ia mengalami kesulitan keuangan, hingga menunggak 1 bulan. PT PLN
(Persero) tidak memberikan beban bunga kepada tagihannya yang telat. “Berbeda
dong dengan Bank, telat sedikit pasti kami ketar ketir karena ada beban bunga
dan biaya keterlambatan. Alhamdulillah, PT PLN (Persero) begitu percaya pada
saya, toh karena waktu itu saya memang kurang. Ini hampir lunas doakan lancar
dan PT PLN (Persero) tetap percaya kepada saya sebagai binaan mereka.”
BERBAGI TERANG UNTUK SEMUA
Siapa yang tidak mengenal PT PLN (Persero) ?
Perusahaan Listrik Negara yang merupakan salah satu BUMN terbesar milik negeri
ini. Keberadaan PT PLN (Persero) merupakan hal yang sangat penting dan mendasar
bagi masyarakat. Tanpa penerangan, buku ini tidak akan berada di tangan Anda.
Di era 80-an, ada program namanya Listrik Masuk Desa. Program ini adalah pencapaian
PT PLN (Persero) untuk menerangi negeri ini hingga ke pelosok nusantara.
Kini, seluruh nusantara terang
benderang. PT PLN (Persero) telah berhasil menerangi pelosok daerah. Masyarakat
tentunya sangat terbantu oleh PT PLN (Persero) karena listrik telah sampai ke
rumah mereka. Melihat bahwa listrik merupakan kebutuhan dasar masyarakat, maka
sangat penting bagi PT PLN (Persero) dan masyarakat untuk bergandengan tangan
agar kedua belah pihak saling menguntungkan. Pelanggan mendapat pelayanan terbaik
dari PT PLN (Persero), sementara PT PLN (Persero) mendapat bantuan dari
masyarakat karena ikut menjaga dan memelihara hingga merasa memiliki instalasi
PT PLN (Persero).
Tidak hanya hubungan sebagai
pelanggan, tapi PT PLN (Persero) pun berkontribusi secara sosial bagi
masyarakat. Lewat program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (CSR), PT PLN (Persero) turut berperan serta membantu
pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hadirnya CSR PT PLN
(Persero) tentu dapat memberikan citra positif bagi PT PLN (Persero).
Lewat buka
ini, mari kita terus bergandengan tangan. Berkomunikasi dua arah demi
pencitraan perusahaan yang baik dalam menerapkan Good Corporate Governance.
Buku ini hadir untuk Anda sebagai tanda santun bagi kami kepada mitra binaan
kami yang setia dan telah sukses dengan usahanya dan membawa harum PT PLN
(Persero).
Kisah Sukses mitra binaan dan program BL
BAYAR LISTRIK (cukup) DENGAN SAMPAH
BAYAR LISTRIK (cukup) DENGAN SAMPAH
Proses pembayaran rekening listrik warga sekitar bank sampah,
selama ini dilakukan di loket PPOB diluar wilayahnya. Hal ini kemudian
memunculkan biaya tambahan bagi warga, seperti biaya transportasi dan parkir,
disamping juga terdapat biaya administrasi yang akan dipungut oleh pemilik
loket.
Potensi ini, kemudian dilihat oleh
Tim CSR-Bina Lingkungan PLN sebagai sebuah peluang yang layak dikemas dalam
sebuah desain program aksi CSR-Bina Lingkungan 2012. Pada tahun 2011 melalui
program kampung binaan CSR-Bina Lingkungan PLN telah berhasil melakukan pelatihan
dan mendorong berdirinya 125 titik bank sampah binaan di Surabaya dan 280 titik
bank sampah di Malang.
Untuk menjaga keberlanjutan program
dan mendukung perkembangan bank sampah maka pada tahun 2012, CSR-Bina
Lingkungan PLN meluncurkan akasi Program Wirausaha Bersinar “ PPOB – Bayar
listrik dengan sampah ” dan “ Bank Sampah Induk “. Selain sebagai bentuk
keberlanjutan program tahun sebelumnya, aksi program ini juga sebagai bentuk
komitmen PLN untuk terus mengembangkan bank sampah dan mencari terobosan agar
memberi manfaat bersama antara masyarakat dan perusahaan.
Aksi Program “ bayar listrik
dengan sampah ” dapat membantu pelanggan serta memudahkan masyarakat untuk
membayar listrik. Aksi ini bertujuan memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan pendapatan warga dan organisasi atau komunitas diperkampungan,
meningkatkan kebersihan lingkungan serta menjaga kelestarian alam.
Dengan dibukanya loket bayar
listrik di bank sampah, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bank sampah
yang diperoleh dari biaya administrasi rekening listrik yang dipungut dari
setiap pembayar. Keuntungan ini hasilnya akan kembali dinikmati masyarakat
setempat untuk mengembangkan usaha bank sampah. Selain itu pelanggan akan bisa
menghemat pengeluaran lainnya baik transportasi maupun parkir dan juga waktu
yang lebih cepat karena lebih dekat.
Acara penyerahan secara
simbolis bantuan CSR Bina Lingkungan PLN ke Bank Sampah telah dilakukan pada ,
Jumat 2 November 2012, disaksikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof. DR.
Balthasar Kambuaya. Dengan aksi program Wirausaha Bersinar diharapkan
masyarakat akan memperoleh beberapa manfaat lainnya, pertama diperoleh kawasan
atau lingkungan hidup yang bersih, kedua adalah adanya kemudahan dan kedekatan
akses masyarakat dalam pembayaran rekening listrik dan yang ketiga adalah
peningkatan pendapatan/kas organisasi RT/RW/Komunitas yang diperoleh dari jasa
administrasi pencetakan rekening listrik. Peningkatan pendapatan komunitas Bank
sampah RT-RW diharapkan akan mampu mendukung turunnya jumlah sambungan ilegal
dan tunggakan, Sebagai contoh kasus di Kawasan Margorejo dan Gading Surabaya,
sikap warga berubah terhadap sambungan PJU liar di kampung kampung, dengan
adanya sumber pendapatan tambahan maka warga mampu berubah sikap dari sambungan
PJU kampung yang sebelumnya ilegal ke sambungan resmi PLN, kas yang terkumpul
dari bank sampah menjadi sumber dana untuk membayar sambungan listrik yang
dipakai sebagai pendukung fasilitas umum.
Edukasi lainnya yang ingin
disampaikan adalah, bahwa sampah yang selama ini diabaikan, jika dikelola
ternyata masih memiliki nilai. Tabungan sampah yang selama ini mulai dikelola
oleh bank sampah binaan PLN, akan bisa dikompensasi/auto debet dari buku
tabungan sampah untuk pembayaran tagihan listriknya. Proses auto debet ini bisa
langsung dilakukan di 20 bank sampah unit RT-RW yang sudah diberikan bantuan
perlengkapan Payment Point online Bank (PPOB) dan bantuan permodalan.
Selain program “ bayar listrik dengan
sampah ”, CSR-Bina Lingkungan PT PLN (Persero) juga mendorong kemampuan
produksi dan peningkatan nilai jual produk bank sampah induk. Bank sampah induk
adalah bank sampah yang bertugas untuk membina bank-bank sampah unit di RT-RW.
Selain membina, bank sampah induk juga sebagai penerima atau pengambilan
setoran sampah yang terkumpul di bank sampah unit-unit.Untuk bisa melakukan
peran-peran tersebut bank sampah induk perlu terus ditingkatkan kemampuannya,
baik secara teknis maupun permodalan.
Peningkatan usaha bank sampah induk
dilakukan melalui pengelolaan manajemen pergudangan, pengadaan mesin pencacahan
sampah, melalui penambahan mesin-mesin produksi, dan penyediaan alat
transportasi, langkah ini akan mempercepat perputaran dan proses pengambilan
serta penyetoran sampah ke penerima akhir.
Saat ini Bank Sampah Malang ( BSM)
sebagai salah satu bank sampah induk, telah mampu mengolah sampah menjadi
berbagai produk daur ulang dan bahan cacahan plastik. Produk produk ini mampu
meningkatkan nilai jual dan keuntungan bank sampah secara signifikan.
Di Surabaya peran bank sampah induk sudah dilakukan oleh Bank Sampah Bina Mandiri yang saat ini sudah memiliki 125 bank sampah binaan.
Di Surabaya peran bank sampah induk sudah dilakukan oleh Bank Sampah Bina Mandiri yang saat ini sudah memiliki 125 bank sampah binaan.
Dua bank sampah tersebut
merupakan Bank Sampah terbesar di Indonesia, dimana masing-masing sudah
memiliki ratusan sub bank sampah binaan dikota Malang dan Surabaya. Dalam Rapat
Kerja Nasional Bank Sampah di Malang, Menteri lingkungan Hidup sangat bangga
terhadap peran dua bank sampah Binaan Unggulan CSR Bina Lingkungan PLN .
Masing-masing telah mampu melakukan berbagai terobosan usaha dan bekerjasama
dengan CSR PLN untuk terus mengembangkan bank sampah di berbagai wilayah.
Bank Sampah Bintang Mangrove
Bank sampah yang beroperasi di Kampung Gunung Anyar Tambak – Surabaya, awal mula berdirinya diilhami oleh kondisi tanaman mangrove yang setiap tahun ditanam oleh PLN sering mati, akibat banyaknya lilitan sampah sehingga tanaman mudah terbawa arus. Selama ini proses pembersihan sungai dilakukan melaui kerja bakti, dengan membayar warga setempat, atau pembersihan oleh dinas terkait. Namun proses kegiatan ini tidak mungkin dilakukan melalui pengerahan warga dengan membayar fee tertentu secara terus menerus.
Bank sampah yang beroperasi di Kampung Gunung Anyar Tambak – Surabaya, awal mula berdirinya diilhami oleh kondisi tanaman mangrove yang setiap tahun ditanam oleh PLN sering mati, akibat banyaknya lilitan sampah sehingga tanaman mudah terbawa arus. Selama ini proses pembersihan sungai dilakukan melaui kerja bakti, dengan membayar warga setempat, atau pembersihan oleh dinas terkait. Namun proses kegiatan ini tidak mungkin dilakukan melalui pengerahan warga dengan membayar fee tertentu secara terus menerus.
Guna menyelesaikan problem secara
permanen, maka mucul ide dari Tim CSR – Bina Lingkungan PT PLN ( Persero) untuk
melebarkan sayap bank sampah. Bersama Bank Sampah induk yang selama ini sudah
dibina oleh CSR Bina Lingkungan PLN , dilakukan pendekatan kepada warga untuk
merintis berdirinya bank sampah ditepi sungai.
Bank Sampah Bintang Mangrove
mulai beroperasi pada April 2012, saat ini memiliki 59 nasabah.
Dalam kurun waktu sekitar 6 bulan
operasi, bank sampah Bintang Mangrove terlihat cukup aktif dan terus tumbuh
berkembang. Setiap bulan saat sekitar 700 s/d 900 Kg sampah plastik &
kardus diangkat oleh nelayan dari sungai.Selain itu juga sampah dari rumah
tangga sekitar sungai sudah langsung ditabung di bank sampah, sehingga kondisi
sungai menjadi lebih bersih.
Walaupun masih relatif baru,
namun semangat warga Gunung Anyar Tambak untuk hidup bersih dan maju sudah
mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Tim JICA ( Japan International
Coorporatiaon Agency ) sudah dua kali berkunjung ke lokasi, bahkan pada
kahadirannya yang kedua, tanggal 6 November 2012 , Tim JICA membawa serta
perwakilan kota-kota di negara-negara Asean, untuk melihat langsung pola
perubahan prilaku masyarakat setempat dalam mengelola sampah.
Sejumlah aksi program akan
terus dikembangkan oleh Tim CSR-PKBL untuk mendukung keberlanjutan
program-program yang sudah berjalan maupun merintis aksi-aksi program baru.
Melalui program KAWASAN
BERSINAR ( BERSIh lingkungannya, benAR listriknya ) secara konsisten terus
dilaksanakan aksi program penyelamatan lingkungan.
Sumber:
http://lindadolphin.blogspot.com/?zx=542cd3e382195a97
http://www.pln.co.id/?p=129
Tidak ada komentar:
Posting Komentar